UKM – Rumah Usaha Pembuatan Tahu
Bandar Lampung
Industri
Tahu Tahu merupakan bahan pangan yang berasal dari kedelai yang harganya
relatif murah dan mengandung nilai gizi yang tinggi khususnya protein sehingga
sangat diminati oleh masyarakat. Semakin banyak permintaan konsumen akan tahu
maka industri pembuatan tahupun semakin banyak bermunculan.
Proses Produksi Tahu
1.
Kedelai yang dipilin dan disiapkan. Kemudian dibersihkan dan
digiling di mesin penggiling yang ukurannya tidak terlalu besar. Penggilinginnya
tidak memakan waktu lama. Beberapa menit saja, kedelai sudah berubah wujud
menjadi seperti bubur.
2.
Kemudian hasil penggilingan ditampung dalam ember yang sudah
disiapkan. Hasil penggilingin selanjutnya dimasukkan ke dalam tempat/bak
perebusan yang telah disiapkan.
3.
Tempat perebusan dipanaskan dengan kayu bakar. Ini dilakukan
agar mendapat panas yang optimal. Benar saja, ketika hendak melihat mas Didi
beratraksi membuat tahu, panasnya sudah cetar-membahanamemeluk kulit kami,
mengalahkan hangat panas hari.
4.
Setelah dipanaskan dalam beberapa menit, hasil gilingan tadi
selanjutnya disaring dengan menggunakan kain kasa putih. Penyaringan ini
dilakukan untuk memperoleh sari kedelai yang sudah dipanaskan. Mas Didi
menambahakan, salah satu tujuan pemanasan/perebusan agar lebih mudah menyaring
hasil penggilingan kedelai.
Setelah sari kedelai diperoleh, selanjutnya ditambahi kasau (bahasa lokal) atau asam cuka atau di beberapa daerah lainnya disebut batu tahu. Tujuannya agar mengendapkan sari-sari tahu yang kental menjadi lebih solid atau padat. Berbeda dengan tempe yang memakai ragi (jamur Rhizopus orizhasporus) untuk menyatukan kacang-kacang kedelai, pembuatan tahu dilakukan dengan proses pengendapan. 6. Setelah disatukan dengan asam, selanjutnya sari-sari kedelai diletakkan di cetakan tahu. Kemudian cetakan tahu ditutup dengan penutup cetakan dan diberi tekanan agar mempercepat pembentukan tahu. Sekitar 10-15 menit, tahu pun terbentuk dan siap untuk dikemas dan di kirimkan ke para pemesan, warung-warung sayuran dan ke pasar.tradisional.
Setelah sari kedelai diperoleh, selanjutnya ditambahi kasau (bahasa lokal) atau asam cuka atau di beberapa daerah lainnya disebut batu tahu. Tujuannya agar mengendapkan sari-sari tahu yang kental menjadi lebih solid atau padat. Berbeda dengan tempe yang memakai ragi (jamur Rhizopus orizhasporus) untuk menyatukan kacang-kacang kedelai, pembuatan tahu dilakukan dengan proses pengendapan. 6. Setelah disatukan dengan asam, selanjutnya sari-sari kedelai diletakkan di cetakan tahu. Kemudian cetakan tahu ditutup dengan penutup cetakan dan diberi tekanan agar mempercepat pembentukan tahu. Sekitar 10-15 menit, tahu pun terbentuk dan siap untuk dikemas dan di kirimkan ke para pemesan, warung-warung sayuran dan ke pasar.tradisional.
Karakteristik Limbah Tahu Limbah
Karakteristik
Limbah Tahu Limbah bagi industri hasil pertanian merupakan hasil sampingan dari
proses pengolahan untuk memperoleh hasil utama. Pada dasarnya, proses produksi tahu menghasilkan dua macam
limbah yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pada umumnya
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Industri tahu membutuhkan air untuk
melakukan proses sortasi, perendaman, pengupasan
kulit, pencucian, penggilingan, perebusan, dan penyaringan. Kemudian, air
buangan dari proses tersebut yang dinamakan limbah cair. Limbah cair tahu
adalah hasil sampingan dari proses pembuatan tahu berupa limbah cair tahu yaitu
“whey”. Air limbah tahu yang dihasilkan masih banyak mengandung zat organik,
seperti protein, karbohidrat, lemak dan zat terlarut yang mengandung padatan
tersuspensi atau padatan. Limbah cair industri tahu ini memiliki kandungan
senyawa organik yang sangat tinggi. Di antara senyawa-senyawa tersebut yang
memiliki jumlah paling besar adalah protein dan lemak dengan presentase sebesar
40-60% protein, 25- 50% karbohidrat dan 10% lemak. Adanya bahan organik yang
cukup tinggi menyebabkan mikroba menjadi aktif dan menguraikan bahan organik
tersebut secara biologis menjadi senyawa asam-asam organik. Tanpa proses
penanganan yang baik, limbah tahu dapat menyebabkan berbagai dampak negatif
seperti polusi air, sumber penyakit, bau tak sedap, meningkatkan pertumbuhan
nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan sekitar. Limbah cair yang dibuang ke
perairan tanpa pengelohan terlebih dahulu juga dapat mengakibatkan kematian
makhluk hidup dalam air termasuk mikroorganisme (jasad renik) yang berperan
penting dalam mengatur keseimbangan biologis dalam air.
Solusi Permasalahan Limbah Tahu
Pengolahan
limbah tahu padat
Pengolahan
limbah tahu dapat anda olah menjadi bahan yang berguna jual. Kebanyakan
masyarakat mengolah bahan limbah tahu dalam makanan menjadi nata de
coco,tepung, kerupuk, dan yang sering masyarakat menjadikannya tempe gembos.
Dan limbah tahu juga dapat dijadikan pakan ternak baik itu sapi, babi, kambing,
bebek, bandeng dan lain lain
Pengolahan limbah tahu Cair
Didalam pembuatan tahu
pasti ada yang tersisa dalam pembuatan tahu tersebut, yang sering kita dengar
atau yang sering kita ketahui dengan limbah tahu. Banyak pabrik tahu skala
rumah tangga di Indonesia tidak memiliki proses pengolahan limbah cair. Gas-gas
yang biasa ditemukan dalam limbah adalah gas nitrogen (N2 ), oksigen (O2 ),
hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3 ), karbondioksida (CO2 ) dan metana (CH4).
Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di
dalam air buangan.