1.
Definisi wiraswasta, wirausaha dan Enterpreneur
Wirausaha
Menurut Bygrave (H.
Buchari Alma, 2004: 21), Entrepreneur is the person who perceives an
opportunity and creates an organization to persue it. Berdasarkan definisi
tersebut seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian
menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Menurut Hisrich-Peters
(H. Buchari Alma, 2004: 26), Entrepreneur is the process of creating something
different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the
accompanying financial, psychic, and social risks, and receiving the resulting
rewards of monetary and personal satisfaction and independence. Artinya
kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan
waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan
kepuasan serta kebebasan pribadi.
Wiraswasta
Menurut Sumagawijaya (1980) Wiraswasta memuat sifat
keberanian, kebajikan, cita-cita dan semangat yang berasal dari kekuatan
sendiri.
Menururut Suryo (1986), Mengatakan bahwa wiraswasta
adalah orang yang memiliki sifat independen, berpandangan jauh, kreatif,
inovatif, ulet dan bersedia untuk mengambil resiko dalam manajemen bisnis dan
kegiatan yang mengarah pada kesuksesan.
Menurut Suhadi (1985), Beragumen bahwa wiraswasta
meliputi sejumlah karakteristik ketangguhan mental, gesit dalam mencoba.
Menurut Daoed Yoesoef (1981:78), Wiraswasta
merupakan usaha, baik secara teknis atau ekonomis dengan aspek fungsional
seperti : telah mengurus, mengambil tantangan ketidakpastian, bisnis baru
mempelopori penemu (inovator) atau peniru (imitator) dengan cara mengejar
keuntungan maksimum dan manfaat serta membawa isnis untuk kemajuan, perluasan,
pengemangan,melalui kepemimpinan ekonomi untuk meningkatkan prestise kebebasan,
kekuasaan dan kehormatan serta kelangsungan usaha
Enterpreneur
entrepreneur yang berasal dari kata bahasa Perancis
entreprendre yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba (trying). Dalam
bahasa Indonesia yang sederhana wirausaha dapat dimaknai sebagai sebuah
kemampuan (an ability) yang di dalamnya termasuk dalam artian ‘usaha’ (effort),
aktivitas, aksi, tindakan dan lain sebagainya untuk menyelesaikan suatu tugas
(task)
Kata
entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entreprendre, yang sudah dikenal sejak
abad ke-17, yang berarti berusaha. Dalam hal bisnis, maksudnya adalah memulai
sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur
sebagai seseorang yang mengorganisir dan menanggung risiko sebuah bisnis atau
usaha.
Menurut
Thomas W. Zimmerer (2008) entrepreneur (kewirausahaan) adalah penerapan
kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya
memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Menurut Andrew J.
Dubrin (2008) entrepreneur adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan
sebuah usaha yang inovatif.
Istilah entrepreneur (kewirausahaan) pada dasarnya
merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
(ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya.
Entrepreneurship adalah segala shal yang berkaitan dengan sikap, tindakan dan
proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis, menjalankan dan
mengembangkan usaha mereka
Entrepreneur
merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko
yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha
baru.
2.
Karakteristik
Kewirausahaan
Karakteristik Kewirausahaan Menurut M. Scarborough dan
Thomas W. Zimmerer terdapat delapan karakteristik kewirausahaan yang meliputi
hal-hal sebagai berikut19 :
1.
Rasa tanggung jawab (desire for responbility),
yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya, yaitu
memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2.
Memiliki risiko yang moderat (preference for
moderate risk), yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu
menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3.
Percaya diri terhadap kemampuan sendiri
(confidence in their ability to success), yaitu memiliki kepercayaan diri atas
kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.
4.
Menghendaki umpan balik segera (desire for
immediate feedback), yaitu selalu menghendaki adanya unsur timbal balik dengan
segera, ingin cepat berhasil.
5.
Semangat dan kerja keras (high level of energy),
yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa
depan yang lebih baik.
6.
Berorientasi ke depan (future orientation),
yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan wawasan jauh ke
depan.
7.
Memiliki kemampuan berorganisasi (skill at
organization), yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya
untuk menciptakan nilai tambah.
8.
Menghargai prestasi (value of achievement over
money), yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.
Sedangkan,
menurut By Grave, karakteristik wirausahawan meliputi 10 D, sebagai berikut20 :
1.
Dream, yaitu seorang wirausaha mempunyai visi
keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan
untuk mewujudkan impiannya.
2.
Decisiveness, yaitu seorang wirausaha adalah
orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan
penuh perhitungan.
3.
Doers, yaitu seorang wirausaha dalam membuat
keputusan akan langsung menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatannya
secepat mungkin dan tidak menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnnya.
4.
Determination, yaitu seorang wirausaha
melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi
dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang
tidak mungkin dapat diatasi.
5.
Dedication, yaitu seorang wirausaha dedikasi
terhadap bisnisnya sangat tinggi. Devotion, yaitu mencintai pekerjaan bisnisnya
dan produk yang dihasilkan.
6.
Details, yaitu seorang wirausaha sangat
memerhatikan faktor-faktor kritis secara rinci.
7.
Destiny, yaitu bertanggung jawab terhadap nasib
dan tujuan yang hendak dicapainya, bebas dan tidak mau tergantung kepada orang
lain.
8.
Dollars, seorang wirausaha tidak mengutamakan
mencapai kekayaan, motivasinya bukan karena uang.
9.
Distribute, yaitu bersedia mendistribusikan
kepemilikan bisnisnya kepada orang kepercayaannya yaitu orang-orang yang kritis
dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.
3.
Hubungan
Teknik Industri dengan Kewirausahaan
Kewirausahaan
adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan
kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta
kebebasan pribadi. Berdasarkan statement tersebut dapat diketahui bahwa ketika
seorang individu akan memulai untuk berwirausaha maka produk atau jasa yang
dihasilkan masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Disinilah adanya peran
dari teknik industri, diantaranya ada “Analisis Kelayakan Usaha” sebelum
memulai berwirausaha kita dapat memperkirakan berapa biaya yang diperlukan dan
berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal dan laba yang
diperoleh, serta kemana produk itu akan dipasarkan. Selain itu dapat pula kita memperkirakan
berapa harga jasa/produk (segmen pasar) yang akan dipasarkan nanti dengan cara
melihat produk kompetitor yang sudah ada dietempat produk akan dipasarkan. Setelah
produk mulai dipasarkan bidang teknik industri yang dapat dipergunakan yaitu “Produk
Life Cycle” atau biasa dikenal dengan daur hidup produk, disini dapat
diterapkan kembali ilmu dari teknik industri yang fungsinya untuk mengetahui
perkembangan produk yang dipasarkan mulai dari tahap “PENGENALAN, PERTUMBUHAN,
PENDEWASAAN dan PENOLAKAN”. Tujuannya untuk apa? Sudah tentu untuk melakukan
inovasi terhadap produk sehingga ketika produk masuk ketahap pendewasaan,
produk akan tetap diterima oleh konsumen yang pada akhirnya produk tidak akan
masuk ke fase penolakan sebab produk tetap diterima konsumen karna sudah diberi
inovasi/pembaharuan.
Sebelum melakukan
inovasi terhadap prodk ada juga ilmu dari teknik industri yaitu “Analisis
Kepuasan Konsumen” disini kita akan survey konsumen yang sudah menggunakan
produk tujuannya untuk mengetahui apakah produk yang dipasarkan sudah dapat
diterima atau belum? Sudah sesuai harapan taua tidak, perlu dikembangkan atau
tidak. Intinya di analisis kepuasan konsumen kita mereview seberapa banyak
konsumen yang merasa puas akan produk yang kita hasilkan. Kesimpulannya ada
hubungan antara teknik industri dan kewirausahaan serta masih banyak lagi ilmu
yang berkaitan dengan keriwausahaan yang belum dijelaskan. All is my opinion
jadi mohon dikoreksi bila ada kesalahan dlam penjelasan terimakasih..