Kamis, 22 September 2016

Kewirausahaan

1.      Definisi wiraswasta, wirausaha dan Enterpreneur

Wirausaha
Menurut Bygrave (H. Buchari Alma, 2004: 21), Entrepreneur is the person who perceives an opportunity and creates an organization to persue it. Berdasarkan definisi tersebut seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Menurut Hisrich-Peters (H. Buchari Alma, 2004: 26), Entrepreneur is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence. Artinya kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.


Wiraswasta
Menurut Sumagawijaya (1980) Wiraswasta memuat sifat keberanian, kebajikan, cita-cita dan semangat yang berasal dari kekuatan sendiri.

Menururut Suryo (1986), Mengatakan bahwa wiraswasta adalah orang yang memiliki sifat independen, berpandangan jauh, kreatif, inovatif, ulet dan bersedia untuk mengambil resiko dalam manajemen bisnis dan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan.

Menurut Suhadi (1985), Beragumen bahwa wiraswasta meliputi sejumlah karakteristik ketangguhan mental, gesit dalam mencoba.

Menurut Daoed Yoesoef (1981:78), Wiraswasta merupakan usaha, baik secara teknis atau ekonomis dengan aspek fungsional seperti : telah mengurus, mengambil tantangan ketidakpastian, bisnis baru mempelopori penemu (inovator) atau peniru (imitator) dengan cara mengejar keuntungan maksimum dan manfaat serta membawa isnis untuk kemajuan, perluasan, pengemangan,melalui kepemimpinan ekonomi untuk meningkatkan prestise kebebasan, kekuasaan dan kehormatan serta kelangsungan usaha




Enterpreneur
entrepreneur yang berasal dari kata bahasa Perancis entreprendre yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba (trying). Dalam bahasa Indonesia yang sederhana wirausaha dapat dimaknai sebagai sebuah kemampuan (an ability) yang di dalamnya termasuk dalam artian ‘usaha’ (effort), aktivitas, aksi, tindakan dan lain sebagainya untuk menyelesaikan suatu tugas (task)

Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entreprendre, yang sudah dikenal sejak abad ke-17, yang berarti berusaha. Dalam hal bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.

Menurut Thomas W. Zimmerer (2008) entrepreneur (kewirausahaan) adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Menurut Andrew J. Dubrin (2008) entrepreneur adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif.

Istilah entrepreneur (kewirausahaan) pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Entrepreneurship adalah segala shal yang berkaitan dengan sikap, tindakan dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis, menjalankan dan mengembangkan usaha mereka

Entrepreneur merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.












2.     Karakteristik Kewirausahaan
Karakteristik Kewirausahaan Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer terdapat delapan karakteristik kewirausahaan yang meliputi hal-hal sebagai berikut19 :
1.       Rasa tanggung jawab (desire for responbility), yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2.       Memiliki risiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3.       Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confidence in their ability to success), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.
4.       Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu selalu menghendaki adanya unsur timbal balik dengan segera, ingin cepat berhasil.
5.       Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6.       Berorientasi ke depan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.
7.       Memiliki kemampuan berorganisasi (skill at organization), yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8.       Menghargai prestasi (value of achievement over money), yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.
Sedangkan, menurut By Grave, karakteristik wirausahawan meliputi 10 D, sebagai berikut20 :
1.       Dream, yaitu seorang wirausaha mempunyai visi keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
2.       Decisiveness, yaitu seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan.
3.       Doers, yaitu seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin dan tidak menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnnya.
4.       Determination, yaitu seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.
5.       Dedication, yaitu seorang wirausaha dedikasi terhadap bisnisnya sangat tinggi. Devotion, yaitu mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkan.
6.       Details, yaitu seorang wirausaha sangat memerhatikan faktor-faktor kritis secara rinci.
7.       Destiny, yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya, bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain.
8.       Dollars, seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan karena uang.
9.       Distribute, yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang kepercayaannya yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.



3.      Hubungan Teknik Industri dengan Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Berdasarkan statement tersebut dapat diketahui bahwa ketika seorang individu akan memulai untuk berwirausaha maka produk atau jasa yang dihasilkan masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Disinilah adanya peran dari teknik industri, diantaranya ada “Analisis Kelayakan Usaha” sebelum memulai berwirausaha kita dapat memperkirakan berapa biaya yang diperlukan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal dan laba yang diperoleh, serta kemana produk itu akan dipasarkan. Selain itu dapat pula kita memperkirakan berapa harga jasa/produk (segmen pasar) yang akan dipasarkan nanti dengan cara melihat produk kompetitor yang sudah ada dietempat produk akan dipasarkan. Setelah produk mulai dipasarkan bidang teknik industri yang dapat dipergunakan yaitu “Produk Life Cycle” atau biasa dikenal dengan daur hidup produk, disini dapat diterapkan kembali ilmu dari teknik industri yang fungsinya untuk mengetahui perkembangan produk yang dipasarkan mulai dari tahap “PENGENALAN, PERTUMBUHAN, PENDEWASAAN dan PENOLAKAN”. Tujuannya untuk apa? Sudah tentu untuk melakukan inovasi terhadap produk sehingga ketika produk masuk ketahap pendewasaan, produk akan tetap diterima oleh konsumen yang pada akhirnya produk tidak akan masuk ke fase penolakan sebab produk tetap diterima konsumen karna sudah diberi inovasi/pembaharuan.

Sebelum melakukan inovasi terhadap prodk ada juga ilmu dari teknik industri yaitu “Analisis Kepuasan Konsumen” disini kita akan survey konsumen yang sudah menggunakan produk tujuannya untuk mengetahui apakah produk yang dipasarkan sudah dapat diterima atau belum? Sudah sesuai harapan taua tidak, perlu dikembangkan atau tidak. Intinya di analisis kepuasan konsumen kita mereview seberapa banyak konsumen yang merasa puas akan produk yang kita hasilkan. Kesimpulannya ada hubungan antara teknik industri dan kewirausahaan serta masih banyak lagi ilmu yang berkaitan dengan keriwausahaan yang belum dijelaskan. All is my opinion jadi mohon dikoreksi bila ada kesalahan dlam penjelasan terimakasih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS 3 ETIKA PROFESI (Lanjutan)

Istilah-Istilah yang ada dalam Teknik Industri ! Bureau international des poids et mesures  ( BIPM ;  bahasa Inggris :  Internationa...