TOPIK I
SUMBER DAYA MANUSIA
BAGI ORGANISASI KEWIRAUSAHAAN
1.1 Langkah-Langkah
dalam Penyediaan SDM
Untuk menyediakan sumber daya
manusia yang tepat bagi organisasi kewirausahaan ketika berbagai posisi menjadi
terbuka atau lowong, seorang manajer hendaknya mengikuti empat langkah dalam
penyediaan sumber daya manusia, sebagai berikut (Andoko, 2011):
1.
Perekrutan Perekrutan atau penarikan tenaga kerja adalah langkah pertama
didalam menyediakan sumber daya manusia bagi organisasi kewirausahaan setiap
kali terdapat posisi yang kosong. Penarikan tenaga kerja adalah penyaringan
dari calon sumber daya manusia yang tersedia untuk mengisi suatu posisi.
Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga jumlah yang relatif sedikit calon
karyawan darimana seseorang akhirnya akan disewa. Agar efektif seorang
wirausahawan harus mengetahui jabatan yang pada akhirnya akan diisi oleh calon karyawan,
dimana sumber daya potensial bisa diperoleh, dan bagaimana hukum mempengaruhi
usaha perekrutan.
2. Seleksi Seleksi adalah
pemelihan individu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah
direkrut. Proses seleksi biasanya diwakili oleh serangkaian tahap melalui mana
calon tenaga kerja yang harus melewatinya untuk disewa. Tiap tahap yang
berurutan mengurangi kelompok total dari calon tenaga kerja sampai akhirnya
individu bisa disewa.
3. Pelatihan Pelatihan adalah
proses pengembangan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya akan
membuat sumber daya tersebut menjadi lebih produktif dan karenanya bisa
menyumbang bagi pencapaian tujuan organisasional. Tujuan pelatihan adalah untuk
meningkatkan produktifitas individu dalam organisasi. Pelatihan pada dasarnya
merupakan empat proses langkah seperti dapat digambarkan pada bagan sebagai
berikut:
4. Penilaian hasil kerja Langkah
terakhir, penilaian hasil kerja merupakan proses menelaah aktifitas produktif
individu-individu di masa lalu untuk mengevaluasi sumbangan yang mereka buat
dalam mencapai tujuan sistem manajemen. Penilaian hasil kerja juga merupakan
aktifitas yang kontinyu dan dipusatkan pada sumber daya manusia yang relatif
baru maupun sudah mapan dala organisasi kewirausahaan dengan tujuan memberikan
umpan balik agar mereka dapat lebih produktif. Kelemahan potensialnya adalah (Andoko, 2011):
1. Individu-individu yang terlibat dalam penilaian hasil kerja bisa memandang penilain tersebut sebagai situs balas jasa-hukuman
2. Penekanan penilaian hasil kerja bisa menunda penyelesaian kertas kerja bukannya mengkritik hasil kerja individu
3. Menghasilkan beberapa tipe reaksi negatif dari bawahan ketika pengevaluasi memberikan komentar negatif
1. Individu-individu yang terlibat dalam penilaian hasil kerja bisa memandang penilain tersebut sebagai situs balas jasa-hukuman
2. Penekanan penilaian hasil kerja bisa menunda penyelesaian kertas kerja bukannya mengkritik hasil kerja individu
3. Menghasilkan beberapa tipe reaksi negatif dari bawahan ketika pengevaluasi memberikan komentar negatif
1.2 Teknik
Pengembangan Keterampilan
Pendidikan keterampilan merupakan salah satu bekal
yang perlu diberikan kepada anak didik sehingga menjadi sosok-sosok yang
berkemampuan tinggi. Dengan keterampilan inilah, peserta didik dipersiapkan
dengan sebuah atau beberapa kemampuan yang dapat diterapkan langsung dalam
kehidupan di masyarakat. Macam-macam pelatihan keterampilan kewirausahaan
tersebut antara lain (Saroni, 2012):
1. Keterampilan berupa kerajinan
2. Keterampilan berupa pemberian jasa, seperti:
perbengkelan, perbankan, asuransi, pergudangan, periklanan
3. Keterampilan berupa agrarian, seperti: pertanian,
perkebunan, pertenakan, perikanan
4. Keterampilan perdagangan, seperti: perdagangan kecil,
perdagangan besar
5. Keterampilan industri makanan
6. Keterampilan bidang kebutuhan rumah tangga
7. Keterampilan pembuatan obat-obatan ringan
Teknik pengembangan
keterampilan dalam program pelatihan dapat dibedakan menjadi dua bagian.
Berikut ini merupakan teknik pengembangan material dalam program pelatihan:
1. Teknik dalam jabatan
untuk mengembangakan keterampilan (on th job techniques for develoving
skill).
2. Teknik ruang kelas
untuk mengembangkan keterampilan (classroom techniques for develoving skill)
termasuk berbagai tipe permainan manajemen (management games) dan
aktivitas prmainan peranan (role playing activities). Format paling umum
bagi permainan manajemen mmbutuhkan sekelompok kecil siswa latihan untuk
membuat dan kemudian mengevaluasi berbagai keputusan manajemen.
1.3 Motivasi dan
Bentuk-Bentuk Komunikasi
Motivasi
merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa
semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju
pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sardiman (1986)
Menurut Maslow (1994),
motivasi kerja seorang karyawan akan berpengaruh terhadap kinerja yang dapat
dicapai murni hanya timbul dari dalam diri seorang karyawan (motivasi internal)
ataukah motivasi berasal dari luar karyawan yang bersangkutan (motivasi
eksternal).
Menurut Buchori (2004),
motivasi dapat dipandang sebagai bagian integral dari administrasi kepegawaian
dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan tenaga kerja dalam
suatu organisasi. Motivasi sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan,
mengerahkan dan mengarahkan daya dan potensi tenaga kerja agar secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
sebagai perangsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan
potensi serta daya kerja manusia tersebut kearah yang diinginkan.
Istilah komunikasi
dalam bahasa inggris “communication” berasal dari bahasa latin “communicatio”
dan perkataan ini bersumber pada kata “communis”. Kata communis
mengandung arti sama, maksudnya sama makna. Sedangkan bentuk dari kata kerja “communicatio”
adalah “communicare” yang artinya bermusyawarah, berunding atau
berdialog. Aliran informasi di suatu organisasi dibagi menjadi dua dimensi,
yaitu komunikasi secara internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah
proses penyampaian pesan-pesan yang berlangsung antar anggota organisasi, dapat
berlangsung antara pimpinan dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan, maupun
bawahan dengan bawahan. Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam
kehidupan kerja suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami sebab komunikasi yang
tidak baik mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misalnya
konflik antar pegawai. Sebaliknya, komunikasi yang baik dapat meningkatkan
saling pengertian, kerjasama dan kepuasan kerja.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Andoko. 2011. “Penggunaan Campur Kode dalam Bahasa Politik Di acara Democrazy”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
KESIMPULAN
Langkah dalam penyediaan SDM adalah analisis atas faktor- faktor penyebab perubahan kebutuhan sumber daya manusia, peramalan kebutuhan SDM, penentuan kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang, analisis ketersediaan (supply) sumber daya manusia dan kemampuan perusahaan, dan penentuan dan implementasi program. Pendidikan keterampilan merupakan salah satu bekal yang perlu diberikan kepada anak didik sehingga menjadi sosok-sosok yang berkemampuan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Andoko. 2011. “Penggunaan Campur Kode dalam Bahasa Politik Di acara Democrazy”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
A.M Sardiman, (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar, Jakarta. Rajawali Pers.
Buchori, Zainun. 2004. Manajemen dan Motivasi. Balai Aksara. Jakarta.
Saroni, Muhamad. 2012. Mendidik Dan Melatih Entrepreneur Muda. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Maslow, A. 1994. Motivasi dan Kepribadian, Terjemahan. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Saroni, Muhamad. 2012. Mendidik Dan Melatih Entrepreneur Muda. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Maslow, A. 1994. Motivasi dan Kepribadian, Terjemahan. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
PERENCANAAN ORGANISASI
2.1 Jenis-Jenis Perencanaan
Aktivitas perencanaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu perencanaan taktis dan perencanaan strategis. Berikut penjelasan mengenai perencanaan taktis dan perencanaan strategis (Wiratmo, 1994).
1. Perencanaan Strategis
Strategi merupakan sbagai suatu rencana luas dan umym ang dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasional jangka panjang. Perencanaan strategis merupakan perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan. Wirausahawan memandang organisasi sebagai suatu unit total dan memutuskan apa yang hendak dilakukannya dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Jangka panjang didefinisikan sebagai periode waktu antara 3 tahun sampai 5 tahun. Perencanaan jangka panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa yang akan dilakukan oleh organisasi agar berhasil dan kurun waktu 3 tahun sampai 5 tahun mendatang.
2. Perencanaan taktis
Perencanaan taktis merupakan perencanaan jangka pendek yang menekankan pada operasi berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan. Jangka pendek adalah kurun waktu ke depan yang berkisar satu tahun atau kurang. Wirausahawan menggunakan perencanaan taktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun atau kurang.
2.2 Perencanaan dan Tingkat Manajemen
Perencanaan dilihat dari jenjang manajemen dapat di bagi
menjadi 3 tingkat perencanaan yaitu sebagai berikut Sigit, (2003):
1. Perencanaan tingkat atas (top level) perencanaan pada tingkat ini dilakukan oleh manajemen puncak,berupa perencanaan perencanaan kebijakan (policy planning) . perencanaan tingkat atas lebih ditekankan pada tujuan jangka panjang dari perusahaan.
2. Perencanaan tingkat menengah (middle level) perencanaan pada tingkat ini di lakukan oleh manajemen tingkat menengah,,perencanaan berupa perencanaan program (program planning),perencenaan ini bersifat administratif maksudnya perencanaan menyangkut cara-cara menempuh dan bagaimana tujuan dari perencanaan itu dapat dilaksanakan.
3. Perencenaan tingkat bawah (low level) perencenaan ini berupa perencanaan operasional serta perencenaan ini lebih memfokuskan untuk menghasilkan sehingga perencanaanya mengarah pada pelaksanaanya atau operasional.
Unsur-unsur perencanaan Sigit, (2003) :
1. Tujuan-menerangkan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan yang di lakukan. Tujuan ini dapat matrial maupun bersifat moral.
2.Politik- Merupakan peraturan-peraturan yang digariskan bagi tindakan-tindakan organisasi yang di hubungkan dengan tujuan yang akan dicapai.
3. Prosedur- Urutan-urutan pelaksanaan yang akan dilalui dan harus diikuti oleh karyawan atau orang yang melaksanakan suatu kegiatan atau tindakan dalam mencapai tujuan.
4. Budget-Ikhtisar dari masukan yang di harapkan akan diperoleh yang dikaitkan dengan output yang di keluarkan yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
5. Program- Serangkaian tindakan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang terdiri atas penggabungan dari politik, prosedur dan budget.aa
1. Perencanaan tingkat atas (top level) perencanaan pada tingkat ini dilakukan oleh manajemen puncak,berupa perencanaan perencanaan kebijakan (policy planning) . perencanaan tingkat atas lebih ditekankan pada tujuan jangka panjang dari perusahaan.
2. Perencanaan tingkat menengah (middle level) perencanaan pada tingkat ini di lakukan oleh manajemen tingkat menengah,,perencanaan berupa perencanaan program (program planning),perencenaan ini bersifat administratif maksudnya perencanaan menyangkut cara-cara menempuh dan bagaimana tujuan dari perencanaan itu dapat dilaksanakan.
3. Perencenaan tingkat bawah (low level) perencenaan ini berupa perencanaan operasional serta perencenaan ini lebih memfokuskan untuk menghasilkan sehingga perencanaanya mengarah pada pelaksanaanya atau operasional.
Unsur-unsur perencanaan Sigit, (2003) :
1. Tujuan-menerangkan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan yang di lakukan. Tujuan ini dapat matrial maupun bersifat moral.
2.Politik- Merupakan peraturan-peraturan yang digariskan bagi tindakan-tindakan organisasi yang di hubungkan dengan tujuan yang akan dicapai.
3. Prosedur- Urutan-urutan pelaksanaan yang akan dilalui dan harus diikuti oleh karyawan atau orang yang melaksanakan suatu kegiatan atau tindakan dalam mencapai tujuan.
4. Budget-Ikhtisar dari masukan yang di harapkan akan diperoleh yang dikaitkan dengan output yang di keluarkan yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
5. Program- Serangkaian tindakan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang terdiri atas penggabungan dari politik, prosedur dan budget.aa
Tujuan perencanaan adalah perlindungan dan kesepakatan. Perlindungan dapat diartikan meminimasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan. Kesepakatan dapat diartikan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional. Selain itu, tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi dan timbulnya ketidakefisienan (Wiratmo, 1994).
Manajemen puncak dari suatu organisasi mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau belum serta membuat perencanaan jangka panjang. Manajemen tingkat bawah mempunyai tanggung jawab untuk kegiatan operasinal dari organisasi, mempunyai waktu yang lebih sedikit dalam proses perencanaan dibandingkan dengan manajemen tingkat atas, serta membuat perencanaan jangka pendek. Manajemen menengah menggunakan waktu yang lebih banyak dibanding dengan manajer tingkat bawah, tetapi lebih sedikit dibanding dengan manajemen tingkat atas dan membuat perencanaan jangka yang agak panjang (Wiratmo, 1994).
Langkah-langkah dalam proses perencanaan terdapat enam langkah. Langkah-langkah dalam proses perencanaan adalah sebagai berikut (Wiratmo, 1994).
1. Menyatakan tujuan organisasi
2. Memilih berbagai cara alternatif untuk mencapai tujuan sekali
3. Mengembangkan premis yang menjadi dasar alternatif
4. Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
5. Pengembangan rencana berdasarkan altrnatif yang dipilih
6. Memfungsikan rencana-rencana ke dalan tindakan-tindakan
2.3 Pendekatan dalam Perencanaan
Tiga pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksanakan fungsi perencanaan adalah pendekatan probabilitas tinggi, pendekatan maksimasi, dan pendekatan adaptasi. Berikut merupakan penjelasan untuk masing-masing pendekatan (Wiratmo, 1994).
1. Pendekatan Probababilitas Tinggi
Pendekatan probabilitas tinggi perencanaan didasarkan pada filsafat bahwa seharusnya terdapat probabilitas tinggi bahwa organisasi bisa mencapai keberhasilan. Perencana menggunakan pendekatan probabilitas tinggi yang ditujukan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisan diterima. Keuntungan pendekatan probabilitas tinggi adalah menghasilkan rencana yang sangan tepat, sehingga perencana hanya memusatkan pada penemuan cara yang praktis untuk tingkat keberhasilan yang diinginkan. Kerugian pendekatan probabilitas tinggi adalah tidak mendorong rencana-rencana yang kreatif.
2. Pendekatan Maksimasi
Pendekatan maksimasi didasarkan pada filsafat bahwa organisasi hendaknya mencapai keberhasilan sebesar mungkin. Perencana tidak puas dengan karakteristik tingkat keberhasilan yang bisa diterima dari pendekatan probabilitas tinggi, tetapi menekankan pada maksimasi keberhasilan. Keuntungan pendekatan maksimasi adalah pendekatan secara kontinu menekankan pada pencapaian keuntungan potensial penuh dari organisasi dan menggunakan teknik kuantitatif yang canggih untuk mengembangkan rencana-rencana. Kerugian pendekatan maksimasi adalah pendekatan ini biasanya memperlakukan komponen organisasi sebagai sepenuhnya bisa dikuantitatifikasi dan diprediksi, bahkan beberapa aspek organisasi, seperti perilaku manusia, tidak bisa diramalkan, dan dikuantifikasi.
3. Pendekatan Adaptasi
Pendekatan adaptasi menekankan bahwa perencanaan yang efektif dipusatkan pada usaha membantu organisasi untuk berubah atau menyesuaikan diri dengan variabel eksternal atau internal. Perencana yang menggunakan pendekatan ini melihat perubahan organisasional sebagai tidak bisa dihindari, memusatkan diri pada antisipasi perubahan masa depan, dan menentukan melalui analisa organisasional serta memodifikasi organisasi ketika tiba saat untuk berubah. Keuntungan pendekatan adaptasi adalah pendekatan ini difokuskan pada lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi untuk memprediksi perubahan organisasional. Kerugian pendekatan adaptasi adalah penekanan yang kurang pada tujuan organisasi dibandingkan dengan pendekatan probabilitas tinggi dan pendekatan adaptasi serta kemungkinan bahwa analisa organisasi dan perubahan yang dihasilkan lebih merupakan akhir dari perencanaan daripada sebagai alat mencapai keberhasilan.
2.4 Alat-Alat Perencanaan
Alat-alat perencanaan merupakan teknik yang dapat digunakan oleh wirausahawan untuk membantu mengembangkan rencana-rencana. Berikut merupakan alat-alat perencanaan (Wiratmo, 1994).
1. Peramalan (Forecasting)
Peramalan merupakan teknik prediksi terjadnya lingkungan masa depan yang akan mempengaruhi operasi organisasi. Arti penting dari peramalan terletak pada kemampuannya untuk membanty wirausahawan mengerti dengan lebih baik perbaikan masa depan dari lingkungan organisasional yang pada gilirannya membantu wirausahawan untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
2. Metode Analisa Runtun Waktu (Time Series Analysis Method)
Metode analisa runtun waktu memprediksi penjualan di masa mendatang dengan mnganalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan. Informasi menunjukkan hubungan antara waktu dan penjualan biasanya disajikan dalam bentuk grafik. Penyajian dengan menunjukkan kecenderungan di masa lalu dapat digunakan untuk meramalkan penjualan di masa yang akan datang.
3. Penjadwalan (Scheduling)
Penjadwalan merupakan proses perumusan daftar aktivitas yang mendetail yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organsasi. Daftar aktivitas tersebut merupakan bagian integral dari rencana organisasional. Peta gannt dan analisanetwork merupakan teknik penjadwalan.
- Peta Gannt
Peta gannt merupakan peralatan penjadwalan yang dikembangkan oleh Henry L. Gannt. Peta ini pada dasarnya merupakan diagram balok dengan waktu pada sumbu horizontal dan sumber daya yang dijadwalkan berada pada sumbu vertikal.
- PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT merupakan jaringan aktivitas proyek yang menunjukkan estimasi waktu yang diperlukan dalam proyek maupun hubungan berangkai aktivitas-aktivitas yang harus diikuti untuk menyelesaikan proyek.
KESIMPULAN
Aktivitas perencanaan dapat dibagi menjadi dperencanaan taktis dan perencanaan strategis. Tiga pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksanakan fungsi perencanaan adalah pendekatan probabilitas tinggi, pendekatan maksimasi, dan pendekatan adaptasi. Alat-alat perencanaan berupa peramalan, metode analisa runtun waktu, dan penjadwalan.
DAFTAR PUSTAKA
Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
KESIMPULAN
Aktivitas perencanaan dapat dibagi menjadi dperencanaan taktis dan perencanaan strategis. Tiga pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksanakan fungsi perencanaan adalah pendekatan probabilitas tinggi, pendekatan maksimasi, dan pendekatan adaptasi. Alat-alat perencanaan berupa peramalan, metode analisa runtun waktu, dan penjadwalan.
DAFTAR PUSTAKA
Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Sigit, Soehardi. 2003. Esensi Perilaku Organisasi. Penerbit Lukman Offset,
Yogyakarta.
TOPIK III
PENGORGANISASIAN
3.1 Teori Organisasi
Rancangan organisasi merupakan petunjuk formal dan eksplisit yang dimiliki oleh seorang pengusaha untuk anggota-anggota organisasi sehubungan dngan apa yang diharapkan dari mereka. Struktur organisasi merupakan pekerjaan para anggota serta masing-masing komunikasi dan hubungan ang dimilikinya. Hubungan-hubungan ini digambarkan dalam sebuah grafik organisasi (Hisrich, 2004).
3.2 Departementalisasi, Rentang Manajemen, Hubungan Scalar
Metode pembentukan hubungan formal diantara sumber daya yang paling umum adalah dengan mmbentuk departemn-departemen. departemen adalah suatu kelompok sumber daya yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan beberapa tugas organisasional. Proses pembentukan departemen dalam sistem manajemen disebut departemenlisasi. Penciptaan departemen berdasarkan pada faktor situassional, seperti fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat, daerah yang diliput, sasaran konsumen, serta proses yang dirancang untuk pembuatan produk (Wiratmo, 1994).
Rentang manajemen merupakan pertimbangan utama ketiga dari suatu usaha pengorganisasian. Rentang manajemen menunjuk pada jumlah individu yang diawasi oleh wirausahawan. Semakin banyak individu yang diawasi oleh wirausahawan, semakin besar rentang manajemen. Sebaliknya, semakin sedikit individu yang diawasi oleh wirausahawan, semakin kecil rentang manajemen. Rentang manajemen disebut dengan rentang kekuasaan, rentang pengawasan, rentang supervisi, dan rentang tanggung jawab (Wiratmo, 1994).
Pertimbangan utama keempat dari suatu usaha pengorganisasian adalah hubungan skalar. Hubungan skalar menunjukkan para rantai komando. Organisasi kewirausahaan terbangun atas premis bahwa individu pada posisi atas memiliki kekuasaan paling besar dan derajat kekuasaan individu semakin berkuran menurut posisi relatif individu pada bagan organisasi. Semakin rendah posisi relatif individu pada bagan organisasi, semakin kecil kekuasaan yang dimiliki (Wiratmo, 1994).
3.3 Pengorganisasian Aktivitas Individu
Tanggung jawab merupakan metode penyaluran aktivitas individu dalam organisasi yang paling mendasar. Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan aktivitas yang dibebankan. Karena tanggung jawab merupakan suatu kewajiban yang diterima oleh seseorang, tanggung jawab tersebut tidak bisa didelegasikan kepada bawahan. Tiga biadang yang berkaitan dengan tanggung jawaab adalah pembagian aktivitas kerja, menegaaskan aktivitas kerja dari manajemen, dan bertanggungjawab (Wiratmo, 1994).
Wewenang merupakan hak untuk melaksanakan atau memerintah. Wewenang memungkinkan pemegangnya bertindak dengan cara tertentu dan mempengaruhi secara langsung tindakan dari orang lain melalui perintah yang dikeluarkannya. Tiga tipe utama wewenang bisa mempunyai keberadaan dalam organisasi adalah wewenang lini, wewenang staf, dan wewenang fungsional (Wiratmo, 1994).
Perbedaan menyolok yang ada pada sejumlah aktivitas kerja relatif dan jumlah wewenang relatif uang didelegasikan kepada bawahan dari satu organisasi dan organisasi lainnya. Istilah sentralisasi dan desentralisasi menguraikan tingkatan umum dimana pendelegasian ada dalam suatu organisasi. Istilah tersebut dapat divisualisasikan pada ujung yang berlawanan dari rangkaian kesatuan (Wiratmo, 1994).
3.4 Pengembangan Organisasi
Tujuan organisasi adalah target ke arah mana sistem manajemen terbuka diarahkan. Jika sebuah organisasi mencapai tujuannya, organisasi tersebut secara serentak mencapai maksudnya dan karenanya membenarkan alasan bagi keberadaanya. Tujuan organisasi bisnis adalah sebagai berikut (Wiratmo, 1994).
1. Keuntungan merupakan kekuatan motivasi bagi wirausahawan.
2. Pelayanan pada pelanggan dengan penyediaan nilai ekonomi yang dibutuhkan (barang atau jasa) membenarkan keberadaan dari organisasi bisnis.
3. Tanggung jawab sosial bagi wirausahawan sesuai dengan kode etik dan moral yang dibuat oleh masyarakat dimana industri tersebut bertempat.
Tujuan organisasi memberi wirausahawan dan anggota organisasi garis pedoman bagi tindakan-tindakan pada bidang seperti (Wiratmo, 1994).
1. Pembuatan keputusan
2. Efisiensi organisasi
3. Konsistensi organisasi
4. Evaluasi kinerja
KESIMPULAN
Pertimbangan- dari suatu organisasi yaitu departemenlisasi, rentang manajemen, serta hubungan scalar. Tujuanya yaitu menetapkan target ke arah mana sistem manajemen terbuka diarahkan. Jika sebuah organisasi mencapai tujuannya. Tujuan organisasi memberi wirausahawan dan anggota organisasi garis pedoman bagi tindakan-tindakan pada bidang, seperti pembuatan keputusan, efisiensi organisasi, konsistensi organisasi, dan evaluasi kinerja
Pertimbangan- dari suatu organisasi yaitu departemenlisasi, rentang manajemen, serta hubungan scalar. Tujuanya yaitu menetapkan target ke arah mana sistem manajemen terbuka diarahkan. Jika sebuah organisasi mencapai tujuannya. Tujuan organisasi memberi wirausahawan dan anggota organisasi garis pedoman bagi tindakan-tindakan pada bidang, seperti pembuatan keputusan, efisiensi organisasi, konsistensi organisasi, dan evaluasi kinerja
DAFTAR PUSTAKA
Hisrich, Robert dkk. 2004. Entrepreneurship Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat
Saroni, Muhamad. 2012. Mendidik Dan Melatih Entrepreneur Muda. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
thank you for nice information
BalasHapusvisit:
Jurnal Teknik